SUATU siang yang cerah di awal pekan ini, ruangan nomor enam bioskop XXI di kawasan Jakarta Barat mulai hiruk pikuk. Segerombolan ABG (anak baru gede) menenteng beberapa popcorn dan minuman bersoda.
Di sisi kanan ruangan itu, beberapa orang tua juga terlihat sibuk menuntun anak-anak mereka. Jarum jam tepat menunjukan pukul 14.40 WIB saat semua pengunjung siap menyaksikan Despicable Me.
Kehadiran film animasi itu tidak hanya menyuguhkan plot dan cerita yang humanis. Duet sutradara Pierre Coffin dan Chris Renaud pun berhasil meracik sebuah hiburan yang kaya akan proses kreatif.
Pada sebuah kawasan perumahan di pinggiran kota, adegan itu dimulai. Semua rumah dikelilingi pagar kayu putih dan bunga mawar. Namun, terselip sebuah rumah hitam dengan rumput mati milik Gru, tokoh animasi yang disuarakan Steve Carell.
Tanpa sepengetahuan para tetangga, di bawah rumah hitam itu terdapat tempat persembunyian rahasia yang luas dan besar. Dikelilingi sekelompok kecil minions, Gru merencanakan pencurian terbesar dalam sejarah dunia. Dia akan mencuri bulan untuk dibawa ke bumi.
Pria dewasa yang digambarkan memiliki kepala plontos dan hidung panjang itu sangat senang dengan dunia kriminalitas. Semua persenjataan canggih telah dia ciptakan. Ada senjata penyusutan untuk sinar laser dan sinar beku. Bahkan, Gru juga memiliki sebuah kendaraan tempur besar yang mampu beroperasi di darat maupun udara. Uniknya, setiap kali mengendarai kendaraan melintasi jalan raya, tidak tanggung-tanggung semua mobil yang berdekatan akan tergilas rata.
Dilihat dari penokohan film tersebut, Gru merupakan sosok antagonis. Dia juga mendapat predikat sebagai penjahat terhebat sejagad. Namun label sebagai penjahat nomor wahid itu terancam dengan kehadiran Vector (Jason Segel). Vector berhasil mencuri piramida Mesir sehingga dapat meruntuhkan pamor Gru.
Untuk itu, keinginan keras mencuri bulan memaksanya untuk menghalalkan segala cara. Dengan bantuan Dr. Nevario (Russell Brand) dan pasukan ciptaannya, Gru memulai rencana geniusnya itu. Untuk membiayai misinya, dia pergi ke sebuah bank untuk meminjam dana guna menyokong pembuatan roket. Sayangnya, dana yang mencapai triliunan rupiah itu tidak bisa dipinjamkan. Tidak abis akal, secara diam-diam Gru mencari jalan untuk membobol rumah Vector. Lagi-lagi, sistem pengamanan rumah yang canggih itu cukup sulit ditembus.
Ringan tapi menyentuh
Ide untuk menjebol rumah Vector muncul ketika Gru melihat tiga anak perempuan yatim piatu, yaitu Margo, Agnes dan Edith yang kebetulan mengantarkan pesanan kebutuhan sehari-hari Vector.
Saat melihat ketiga anak itu, Gru berencana untuk mengadopsi mereka. Gru yang memiliki sifat tidak peduli dan benci dengan anak kecil ingin memanfaatkan mereka untuk menembus rumah Vector.
Setelah mendapatkan ijin dari rumah yatim piatu milik Mrs Hattie, akhirnya Margo, Agnes dan Edith tinggal bersama Gru.
Sebagai ayah angkat yang baik, Gru juga harus mengantarkan ketiga bocah cilik untuk mengikuti les tari di sebuah sanggar terkenal. Karena telah berjanji, akhirnya dia harus menunggu berjam-jam setiap kali menemani anak-anak angkatnya selama berlatih.
Di rumah, kehadiran anak-anak yang mungil dan lucu itu sering membuat ulah dengan memegang benda-benda canggih. Karena kesal, Gru membuat peraturan agar semua benda tidak bisa dipegang. Bahkan, saat berkomunikasi suaranya tidak boleh terdengar nyaring. Kelucuan, kepolosan dan kasih sayang yang dibawa oleh Margo, Agnes dan Edith membuat suasana berbeda dalam diri Gru, hal yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Lantas, apakah misi Gru mencuri bulan bisa berhasil?
Film ini, dari alur cerita, termasuk sederhana. Kira-kira, atmosfer yang dibangun seperti film Up. Ringan namun touchy. Plus, film berdurasi 95 menit ini juga ditampilkan dalam format baru CGI 3-D. Formula ini rupanya digemari publik. Terbukti sejak diputar pekan lalu di sekitar 4000 lokasi di seluruh dunia, film ini telah menembus keuntungan mendekati US$39 juta (sekitar Rp361 miliar), mengungguli film populer remaja Eclipse. Kisah ekplorasi dalam film ini sarat akan nuansa ilmiah, petualangan, dan humanitas. Film ini menutup liburan sekolah yang telah diwarnai Shrek Forever After 3 dan Toy Story 3.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar